Sabtu, 19 Mei 2012

PERCOBAAN VI
PENETAPAN RUMUS DAN TETAPAN KESTABILAN KOMPLEKS


A. TUJUAN
Untuk mempelajari bahwa dalam beberapa senyawa kompleks metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan rumus dan tetapan kestabilan ion kompleksny. (1 hal. 21)


B.  DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
(4 hal. 1)
Menetapkan rumus suatu kompleks secara spektrofotometri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1.   Dengan metode variasi continue (methods of continue variation)
2.   Dengan metode angka banding molar ( molar ratio methods)
3.   Dengan metode angka banding lereng (slope methods ratio).   (1 hal 21)
Azas-azas
 I.      Azas Metode Variasi Kontinue
Metode variasi continue boleh digunakan untuk penetapan rumus suatu kompleks hanya apabila didalam larutan yang diberikan hanya terdapat satu macam kompleks saja antara dua komponen yang bereaksi. Untuk menetapkan rumus kompleks dengan metode ini sebaiknya dibuat larutan kation (M) dan larutan ligan pengompleks (L) yang kemolarannya (konsentrasinya sama).
(1 hal.21-22)
II.      Asaz Metode Angka Banding Molar
Metode angka banding molar untuk penetapan rumus dan kestabilan kompleks L (kompleks MmLl) juga menggunakan sederet larutan campuran (M+L) tetapi konsentrasi L yang divariasikan sedangkan reaktan lainnya M tetap dalam berbagai campuran.
(1 hal.23)
Contoh struktur senyawa kompleks [Ni(EDTA)] :
 (3 hal. 1)
Penentuan fraksi mol suatu EDTA dari volume campuran NiSO4 dan EDTA dengan konsentrasi yang sama.
·      Jika NiSO4 3 ml dan EDTA 7 ml, maka:
mol NiSO4 = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 3
                   = 0,24 mol
mol EDTA = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 7
                   = 0,56 mol
XEDTA            =
                  =
                  = 0,7
·      Jika NiSO4 4 ml dan EDTA 6 ml, maka:
mol NiSO4 = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 4
                   = 0,32 mol
mol EDTA = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 6
                   = 0,48 mol
XEDTA            =
                  =
                  = 0,6
·      Jika NiSO4 5 ml dan EDTA 5 ml, maka:
mol NiSO4 = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 5
                   = 0,40 mol
mol EDTA = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 5
                   = 0,40 mol
XEDTA            =
                  =
                  = 0,5
·      Jika NiSO4 6 ml dan EDTA 4 ml, maka:
mol NiSO4 = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 6
                   = 0,48 mol
mol EDTA = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 4
                   = 0,32 mol
XEDTA            =
                  =
                  = 0,4
·      Jika NiSO4 7 ml dan EDTA 3 ml, maka:
mol NiSO4 = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 7
                   = 0,56 mol
mol EDTA = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 3
                   = 0,24 mol
XEDTA            =
                  =
                  = 0,3
·      Jika NiSO4 8 ml dan EDTA 2 ml, maka:
mol NiSO4 = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 8
                   = 0,64 mol
mol EDTA = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 2
                   = 0,16 mol
XEDTA            =
                  =
                  = 0,2
·      Jika NiSO4 9 ml dan EDTA 1 ml, maka:
mol NiSO4 = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 9
                   = 0,72 mol
mol EDTA = M zat terlarut x volume larutan
                   = 0,08 M x 1
                   = 0,08 mol
XEDTA            =
                  =
                  = 0,1
                                                                                                             (2 hal. 64)







C.  ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Botol semprot, 1 buah
b.      Gelas piala 100 mL, 1 buah
c.       Pipet ukur 10 mL, 2 buah
d.      Rak tabung reaksi, 1 buah
e.       Spektronik, 1 buah dan
f.       Tabung reaksi, 7 buah
2.      Bahan
a.       Larutan EDTA 0,08 M
b.      Larutan nikel sulfat; NiSO4 0,08 M
   (1 hal 23-24)



















D. PROSEDUR KERJA
1.      Dibuat campuran NiSO4 0,08 M dengan EDTA 0,08 M sesuai tabeal berikut!
Tabung
I
II
III
IV
V
VI
VII
Pereaksi
volume NiSO4 (ml)
3
4
5
6
7
8
9
volume EDTA (ml)
7
6
5
4
3
2
1
Fraksi mol EDTA
...
...
...
...
...
...
...
2.       Table 5.1 volume NiSO4 dan EDTA dan fraksi mol EDTA





3.      Ditentukan absorban tabung II pada panjang gelombang 340 – 420nm, dengan selang 10 nm dan sebagai blankonya digunakan aquades (pekerjaan ini untuk menentukan panjang gelombang maksimum yang akan digunakan untuk mengukur sampel I sampai VII). Bila sudah mendekati maksimum, diukur absorbansi dengan selang 10nm.
4.      Diukur absorbansi dari ketujuh larutan lainnya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi tabung II.
       (1 hal. 24)












E.  HASIL PENGAMATAN
1.      Warna larutan NiSO4          = Biru
2.      Warna larutan EDTA         = Bening
3.      Warna larutan campuran     = Biru
4.      Pengukuran panjang gelombang;
Table 5.2 absorbansi penentuan panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang (nm)
340
350
360
370
380
390
400
410
420
Absorbansi (serapan)
0,102
0,167
0,263
0,357
0,362
0,344
0,261
0,163
0,091

5.      Pengukuran absorbansi;
Table 5.3 absorbansi kompleks EDTA-NiSO4 dengan variasi perbandingan volume
Fraksi mol EDTA
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
Absorbansi (serapan)
0,272
0,362
0,436
0,410
0,379
0,352
0,323

6.      Grafik





















F.   Pertanyaan
1.      Buat grafik untuk menentukan panjang gelombang maksimum!
Jawab :
2.      Alurkan nilai-nilai absorbansi dari ketujuh larutan diatas terhadap nilai fraksimol EDTA
Jawab :
3.      Tentukan puncak dari grafik (dengan ekstrapolasi) dan dari grafik tentukan:
a.       Rumus molekul kompleks NiEDTA

HOOCH2                                                                        CH2COOH
                                N−CH2–CH2−N                                 + NiSO4    
HOOCH2                                                        CH2COOH

                                   O                                                      2-
   C

 O

                                         CH2        CH2
                                  C
                             O--- O----- N                 CH2
                                                                                              + 4H+ + SO4-
                                                                    CH2
O-----------------------Ni----N

            C     CH2                                                  CH2
             O
                                             O
                                                                    C
                                                                    O








 


b.      Tetapan kestabilan kompleks NiEDTA
·         Amak = 0,436
·         Aeksp = 0,5
·         Cml    = 0,08 M
·         Cl      = 0,08 M
·         Cm     = 0,08 M

Kstab =
=
=
= 665,2832031

















G. Pembahasan
Pada praktikum kimia anorganik 2 kali ini, melakukan percobaan tentang penentuan rumus dan tetapan kestabilan kompleks dengan tujuan untuk mempelajari bahwa dalam beberapa senyawa kompleks metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan rumus dan tetapan kestabilan ion kompleks.
Pada percobaan ini menggunakan metode variasi kontinue (methods of continous variation). Untuk menetapkan rumus kompleks dengan metode ini sebaiknya dibuat larutan kation (M) dan larutan ligan pengompleks (L) yang kemolaranya (konsentrasinya) sama.
Bahan dasar yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan nikel sulfat dan larutan EDTA dengan konsentrasi yang sama yaitu 0,08 M. Nikel sulfat berperan sebagai pemberi warna/pengompleks untuk EDTA, karena warna larutan nikel sulfat adalah biru sedangkan EDTA adalah bening, sehingga warna NiSO4 ini sebagai komplementer. Dari kedua larutan ini kemudian dibuat tujuh larutan campuran dalam tabung sebagai sampel pengujian, dimana tabung II digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan panjang gelombang maksimum, diantara ketujuh larutan campuran (sampel). Penentuan panjang gelombang maksimum ini dilakukan dengan menentukan absorban tertinggi tabung II (dalam spektrofotometer) pada panjang gelombang 340 nm – 420 nm, dengan selang 10 nm dan aquades sebagai blankonya. Aquades (blanko) ini berfungsi sebagai pembanding analit (larutan yang diuji). Diperlukannya pembanding karena alat yang digunakan adalah spektrofotometer double-beam, yang memang terdiri dari dua sel konvet/dua sel absorbansi, yaitu untuk sampel dan blanko.
Setelah didapat panjang gelombang maksimum dari tabung II, selanjutnya dilakukan pengujian sampel yang lain (tabung I,III-VII) dengan memasukkan sampel pada spektrofotometer dan diukur absorbansinya. Setelah didapat absorban dari ketujuh larutan lalu dibuat grafik agar diketahui kurvanya, apakah telah sesuai dengan apa yang menjadi tujuan. Tetapi dari percobaan yang dilakukan absorban yang didapat naik turun, hal ini disebabkan oleh didalam larutan (sampel) masih terdapat partikulat atau zat pengotor yang berterbangan didalam larutan yang mempengaruhi penyerapan cahaya oleh spektrofotometer. Partikulat yang terdapat dalam sampel sebenarnya dapat dihilangkan dengan cara setrifugasi.



























H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Dalam beberapa senyawa kompleks metode spektofotometri dapat digunakan untuk penetapan rumus dan tetapan kestabilan ion kompleks. Metode yang dapat digunakan dalam percobaan ini adalah metode variasi kontinue.


DAFTAR PUSTAKA



1.    Majid, Abdul dan Sukemi, 2012., Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 2,
      Laboratorium Kimia FKIP UNMUL; Samarinda hal. 21-24
2.    Rahayu, N dan Giriarso JP, 2009., Rangkuman Kimia SMA, Gagas Media;
      Jakarta hal. 64
3.    Anonim, 2011., Struktur Senyawa Kompleks Ni-EDTA, http://ellyavenofc-                          hemist.blogspot.com/2011/06/my-lovely-ni-edta-compleks.html.
  hal.1
4.      Edy, Saputra. Yoky, 2009., Spektrofotometri, http://www.chem-is-try.org
       /artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/hal. 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar