Teengg teeing. . .jam baru menunjukkan pukul 07.30 tapi kami sudah berkumpul di GB ruang 13 bawah kampus FKIP Universitas Mulawarman, sepertinya biasa saja untuk anak kuliahan atau lebih tepatnya mahasiswa nongkrong sepagi ini di kampus tapi kami (mahasiswa Fkip Kimia Reguler Sore) sudah tentu bosan dan dongkol dengan jadwal sepagi ini yang akan di susul dengan jadwal yang hampir menjelang maghrib. Rasa dongkol ini tidak aka ada jika semua jadwal kami di hari yang sama di pindah ke pagi hari tapi fatalnya jadwal pertama kami pada pukul 07.30 sampai dengan 09.30 kemudian jadwal kedua dimulai jam 14.00 dan berakhir 16.00. . .kami yang bertempat tinggal di lokasi yang jauh dari kampus terpaksa harus menunggu di ruang kampus atau kost teman sampai mapel kedua dimulai, daripada harus bolak-balik kampus rumah dan menempuh perjalanan jauh yang hanya bikin lelah+buang bensin tentunya.
Keadaan itu terus berlangsung, jadwal kami diubah oleh ‘mohon maaf’ dosen2 yang sibuk. Kami mahasiswa tahun pertama alias Maba masih memaklumi karena berpikir bahwa kalian(para dosen) masih dalam tahap mengatur jadwal baru tapi ternyata keadaan tak berhenti hingga memasuki akhir semester 2. Dan hari ini (11 mei 2011) kami kuliah jam 10.00 dan berakhir jam 12.00 lalu di kabarkan kuliah lagi pada jam 13.00(atas pemberitahuan dosen kepada kating, mungkin melalui jasa telkomsel) sehingga kami dengan sabar menunggu, bahkan kami menunggu hingga kurang lebih jam 14.00 tapi dosen belum juga datang hingga akhirnya kating mengumumkan bahwa dosen yang bersangkutan sedang sibuk dan tidak dapat hadir. Yaahh…pasti sudah tau bagaimana perasaan kami ‘penantian tanpa arti’ itulah yang ada di benakku. Belum selesai aku berkeluh kesah di lanjutkan lagi oleh kating “Nah, berhubung bapaknya hari ini gak masuk jadi di pindah pada hari senin pukul 07.30,, terima kasih”.
Iya, sama-sama!! Sahutku dengan nada dongkol. Bagaimana tidak, jadwal ini sudah merupakan jadwal yang ditunda pada hari senin kemudian di tunda lagi dan hal ini sering terjadi bukan hanya dengan satu dosen saja tapi “beberapa” dosen. Apa kami anak tiri atau di poligami? Kami juga membayar uang SPP tapi kenapa jadwal kami di anggap enteng, kami punya hak yang sama seperti yang lain, tapi mengapa??? Kami rela jadwal kami di obrok-obrok hingga kami sering seharian berada di kampus bahkan jadwal saya sering di pertanyakan oleh orang tua saya, ‘kuliah kok seharian?’ begitu bunyinya. Jika ku jelaskan jadwal yang terpotong-potong dan sering berganti-ganti, lagi lagi pertanyaan muncul, “kok jadwalnya gitu?” maklum saja karena teman-temanku yang kuliah di kedokteran dan fakultas ekonomi bahkan kakakku sendiri memiliki jadwal yang tetap setiap harinya.
Ingin sekali rasanya ku salah kan dosen-dosen super sibuk atau sok sibuk itu di depan orang tuaku, tapi ku urungkan lagi karena bagaimanapun engkaulah pendidik dan pembimbingku kelak. Mencoba untuk berfikir dewasa bahwa saya bisa selesaikan semua ini tanpa perlu menyalahkan pendidik saya yang terhormat.
Bukan itu saja, ada juga jadwal mata kuliah yang tidak tetap. Meski tak bertanya pada semua teman sekelas tapi saya tau ada rasa dongkol di hati kecilnya sama sepertiku meski tetap tersenyum saat dosen tersebut datang dan mengajar.
Hingga akhirnya saya merasa harus mengutarakan semua ini, bukan karena kedongkolan yang telah memuncak tapi berfikir sampai kapan kondisi atau sesuatu yang saya anggap masalah ini berlangsung jika tak pernah di utarakan.
Tak ada manusia yang sempurna, kami tidak akan dan tidak menyalahkan kalian(para pendidik kami), kami hanya ingin mempertanyakan kemana kalian pergi di saat jam kuliah kami, mengapa kami merasa di anak tirikan atau di poligami? Mengapa jadwal kuliah kami sering di kesampingkan? Apa karena SPP atau kata kasarnya “bayaran” kami lebih kecil dibanding yang lain? Atau apa karena kedudukan kami (sebagai FKIP) yang mungkin di anggap rendah? ENTAHLAH. . .Kami tak pernah tau.
Samarinda, 11 Mei 2011
16.47 waktu jam dinding
Dikamar kecil kesayanganku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar